Laman

Tampilkan postingan dengan label Berbagi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berbagi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 25 Februari 2017

Mencoba Meraup Rupiah dari MMORPG


Ragnarok Online Indonesia by Gravindo, 2017
Massively multiplayer online role-playing game (MMORPG) adalah salah satu kategori game dengan pemain yang sangat banyak. Dengan banyaknya pemain serta terdapatnya konten - konten yang sifatnya terbatas / langka membuat sebagian pemain mencoba menjual / membeli konten tersebut tidak hanya sebatas transaksi di dalam game saja. Real money trading (RMT) menjadi pilihan disaat seorang pemain menginginkan konten tersebut secara cepat, tanpa perlu mengeluarkan 'uang' di dalam game. Penyedia jasa layanan game online memiliki aturan tersendiri terkait RMT ini. Ada yang dengan tegas melarang, ada yang secara terbuka membolehkan, ada pula yang tidak memberi aturan secara khusus. Akhirnya RMT ini sendiri dikembalikan pada sang penjual dan pembeli apakah mereka ingin melakukannya dengan segala resiko yang mungkin terjadi.

Kamis, 23 Agustus 2012

Belajar dari Seorang Takmir Masjid

Ketika melewati masjid itu hanya terlihat ramai lampu meneranginya, selebihnya hening sepi yang menyapa. Disebelah selatannya terdapat kebun yang sangat lebat dan diketahui belakangan kalau banyak sekali monyet yang berada disana. Disisi utara beberapa rumah berjejer menemani dengan aktifitas pemiliknya pada pagi dan sore hari. Masjid Nurul Jannah namanya. Masjid 'utama' di desa Burong Mandi, kecamatan Damar, kabupaten Belitung Timur, provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Suasana hening itu pecah manakala bedug ditabuh, adzan dikumandangkan, dan sholat ditunaikan. Jika menengok ke dalam masjid, akan didapati sang pemecah kesunyian sedang duduk berdzikir kepada Tuhannya. Selepas itu beliau menyempatkan diri untuk sekedar menjaga kebersihan dan kerapihan masjid, setelah itu beliau kembali pulang ke rumah yang tak jauh dari situ.

Pak Ridwan, begitu kami memanggilnya. Salah satu pengurus masjid yang paling sering kami temui selama kami KKN di desa itu. Belakangan juga diketahui beliau merupakan muazin masjid ini, dan satu satunya warga desa yang selalu di masjid tiap waktu sholat wajib. Hanya di waktu sholat jum'at, dan Isya di bulan Ramadhan saja kami temui masjid ini didatangi ramai oleh warga lain. Selebihnya hanya beberapa kali kami menemui mereka dan juga pendatang yang sempat mampir ada di masjid, namun yang paling sering kami temui dan menjadi imam sholat kami adalah pak Ridwan ini.

Sejauh pengetahuan saya pak Ridwan tidak berbeda seperti warga rata rata di desa ini. Beliau punya kebun dan sehari hari beraktifitas disana. Dilain sisi beliau adalah ayah dari bang Cori, guru di SDN 4 Damar, ketua karang taruna dan ketua sanggar tari desa yang tiap siang menjelang sore selalu ada aktifitas latihan tari bagi anak anak di desa.

Dengan kondisi yang tidak jauh berbeda dengan warga lainnya, lantas apa yang membuat beliau menjadi orang paling konsisten untuk mengumandangkan adzan, menjadi imam, dan bahkan beberapa kali kami menemui beliau sholat SENDIRIAN?

Tak pantas kami berprasangka apapun terhadap warga yang tidak pernah hadir menemani pak Ridwan. Tak pantas pula kami menyalahkan siapapun dari kondisi masjid yang sepi jama'ah ini. Kami hanya pendatang, kami hanya anak ingusan yang baru sedikit sekali tahu tentang desa dan masyarakatnya. Semampu kami, kami mencoba untuk ikut menghidupkan masjid ini dengan minimal 5 sholat wajib kami lakukan disini. Sebisa kami, kami mencoba untuk membersamai beberapa aktifitas di masjid dan tetap menjaga agar tidak malah menyusahkan.

Kami hanya sanggup menampilkan rasa kagum pada beliau. Teriknya siang maupun gelapnya malam tak membuat beliau urung untuk datang ke masjid. Bagaimanapun kondisi hari itu, sejauh pendengaran kami suara adzan selalu bisa kami dengar 5 kali sehari. Kondisi masjid juga terjaga kebersihannya tiap kali kami melihatnya. Serta di tiap jumat, sejak subuh karpet sudah tergelar rapih dan siap menyambut jamaah sholat jumat.


Ya Allah... disaat kami bermalas malas di atas kasur tiap subuh, beliau sudah melangkahkan kakinya ke rumah-Mu dan berseru "ash shalatu khairum minannaum"...
Ya Allah... disaat kami masih berani menunda bahkan mengakhirkan waktu, beliau selalu bertakbir pada-Mu di awal waktu...
Ya Allah... disaat kami bisa mendapati jamaah dalam tiap rukuk, beliau rindu akan hadirnya makmum dibelakangnya tiap hari...

Ya Rabb Yang Maha Penyayang... Tabahkan dan Tegarkan hati beliau agar mampu menjaga konsistensi dalam mengemban amanah di rumah-Mu.
Ya Rabb Yang Maha Perkasa... Kuatkan gerak langkah beliau agar mampu selalu menjaga & memakmurkan rumah-Mu.
Ya Rabb Yang Maha Pemurah...  Lancarkan lisan beliau agar tetap mampu mengumandangkan panggilan-Mu dan mengajak untuk bersama memakmurkan rumah-Mu.
Aamiin...

Senin, 20 Agustus 2012

Apaan sih... CinLok...!?!

Sempet baca tulisan teman yang judulnya Jangan Bawa Hati langsung inget baru aja saya pulang dari Kuliah Kerja Nyata (KKN) di negeri laskar pelangi Belitung Timur. Mahasiswa yang tau cerita KKN pasti mau gak mau akan tau ada 1 cerita khas KKN yaitu CinLok. Nah tulisan itu agaknya cocok dengan cerita KKN manapun termasuk tim saya. Makanya di tulisan ini saya ingin memperkaya perspektif pemikiran dari seorang ikhwan (penulis itu akhwat), sekaligus berbagi hikmah dari pengalaman di tim saya yang cukup heterogen ini.

Udah pada tau lah kalo kita ada di kegiatan, intensitas interaksi antar kita yang ada disitu sebanding sama lama waktunya. Nah Ini terjadi juga di tim KKN saya selama lebih kurang 5 minggu ini. Antar cowo maupun cewe, atau antar keduanya. Antar kita sendiri atau dengan masyarakat desa. 

Interaksi ini ditambah juga kondisi 'hidup bersama' maka ada something dalam hati yang akhirnya terfasilitasi untuk tumbuh. Tapi apa-iya kita bisa mengendalikan yang tumbuh itu dan ke arah mana itu tumbuh? Gak mungkin kan? So gak perlu saya jelasin gimana interaksi itu akhirnya berujung CinLok, dan lagi gak pada tempatnya saya sok ngajari mengelola hati. Cuma ada beberapa yang mau saya bagi dari pengalaman, hanya untuk sekedar 'gimana sih sikap kita kalo kondisinya gitu'?

Satu, Kontrol Interaksi, bahasa mudahnya Seperlunya. Seperlunya aja ketemu, seperlunya aja bantuin, seperlunya kalo ngobrol ama becanda, seperlunya kalo makan, seperlunya kalo tidur #lho :P... Buat kami yang lokasi pondokan cowo & cewe kepisah dan lumayan jauh, masalah ketemu gampang diatasi. Ya kalo ga penting ga usah sering2 cowo ke tempat cewe, sebaliknya juga sama, terus ga usah sampe malem banget kalo ketemuan. Ngebantu juga terkontrol aja. Jangan kita lebih ga-enak atau sampe ga-bisa kalo si someone itu ga kita tolongin, bisa2 malah keliatan kita kaya lagi dimanfaatin buat disuruh-suruh. Ngobrol ama becanda juga biasa aja ga perlu berlebihan apalagi sampe yang aneh aneh, lempar sendok, gebuk2an pake kayu... ya yang wajar aja lah.

Dua, Jaga Jarak. Ini maksudnya rada mirip kalo kita berkendara terus musti ada jarak aman antar kendaraan. Intinya menghindari ada kontak fisik yang gak perlu misalnya tonjok2an (ekstrim +___+a). Kalo pergi jauh naik mobil ya diatur tempat duduknya tapi tetep terjaga nyaman, kalo ada acara ya diatur supaya ga terlalu 'nyampur'. Selain itu juga bisa menjaga pandangan dari... hal... yang gak perlu. Cuma ya ga perlu jauh2 kalo mau ngobrol. Malah ntar jadinya saling teriak2 dan dikira ada gangguan kejiwaan kalo sampe begitu.

Bibit2 CinLok biasanya tumbuh akibat interaksi dan sewaktu tumbuh semakin memaksa untuk berinteraksi lebih sering dan lebih lama. Jadi salah satu solusi jitu adalah dengan mengelola sikap. Terkhusus pesan2 diatas ini untuk kita kaum lelaki yang lebih mudah untuk mengendalikan Sikap dan Perilaku yang tampak, tapi sebenarnya sih juga berlaku untuk perempuan. Menurut saya untuk hal2 begini cowo biasanya bisa lebih tega, kalo cewe biasanya masih sekedar karena malu.

Mengelola hati emang susah, hanya dengan pertolongan Allah yang jiwa ini ada dalam genggamannya kita bisa melakukannya. Hanya DIA yang berkuasa untuk membolak - balik hati. Namun dengan beberapa sikap yang kita lakukan, setidaknya bisa membantu mengontrol diri supaya gak terikut 'kemauan' yang belum pasti ada kebaikan bagi kita.

Senin, 18 Juni 2012

Rehat untuk Berkarya

Saya yakin tiap dari kita memahami pentingnya 'berhenti sejenak'...


          Hanya tinggal hitungan minggu, saya dan beberapa 'rekan kerja'-se UGM akan beraktivitas lain dari biasanya. Ke-indah-an lingkungan kampus, ke-ramai-an aktivitas mahasiswa, dan ke-ramah-an civitas akademika UGM harus kami relakan selama 5 minggu lamanya. Menyebar ke beberapa daerah, yang sebagian besar dari kami tidak-biasa berada disana. Menuju ke lingkungan masyarakat yang berbeda dari yang biasanya dirasakan. Keluar dari ruang idealisme mahasiswa, menuju ke hamparan realitas masyarakat. Mengabdikan diri pada masyarakat sesuai dengan poin ketiga tri dharma perguruan tinggi... kami menyebutnya... Kuliah Kerja Nyata.


          Tidak sedikit dari kami yang merasa 'belum siap', atau ragu apakah sudah siap untuk mengabdikan ilmu yang telah lebih kurang 3 tahun kami pelajari dan kami alami untuk kemudian memberikan kemanfaatan bagi masyarakat yang kami datangi. Sudah menjadi manusia yang seperti apakah kami hingga layak untuk mengabdikan diri pada masyarakat?


          Sebagian kecil dari kami tetap optimis bahwa apa yang sudah kami rencanakan disana akan 'berbekas' pada masyarakat. Bahwa pengabdian kami pada masyarakat memang seperti apa yang masyarakat butuhkan. Bahwa kami yakin kami akan menjadi rangkaian batu bata dari bangunan perubahan luar biasa yang terjadi pada masyarakat.


          Namun dari keduanya, kami tetap yakin bahwa kami butuh waktu sejenak. Waktu untuk memantapkan diri. Waktu untuk mempersiapkan segala kebutuhan. Waktu untuk... istirahat sejenak.


          Kami merasa tidak akan mudah untuk melalui 5 minggu itu dengan sebuah pengabdian yang nyata, namun kami juga tidak berputus asa karena kami yakin kehadiran kami akan berkesan positif bagi masyarakat, sekecil apapun itu. Oleh karenanya kami butuh waktu untuk mempersiapkan itu semua, mulai dari niat dalam hati hingga sikap dalam diri.
Karena kami sangat mengingini... pembenahan diri dan hati... agar mampu mengabdikan diri... dengan totalitas tertinggi...

Senin, 28 Mei 2012

Ore no gakuen - 俺 の 学園

Well, saya rasa siapapun terutama civitas akademika UGM yang melihat gambar diatas langsung paham. Yak Fakultas Teknik UGM... fakultas terbesar... di universitas (ter)besar... pokoknya besar lah.. hahaa...
Sepengetahuan saya ada filosofi tersendiri mengapa bentuk tugu teknik seperti itu. Kerangka kubus serta kubus2 kecil di ujung-ujungnya itu melambangkan jumlah jurusan yang ada di fakultas teknik. So FT UGM ga akan pernah nambah jurusan.. yang ada paling di jurusan itu buka program studi. Selain karena lahan yang sudah tidak tersedia untuk membangun gedung baru, ga ada tempat juga buat naro kubus baru di tugu teknik.. .masa' jadi 9...? hahaha... Terus... hmm kalo yang ini masih ga yakin, tiga kaki dibawahnya itu menggambarkan tri dharma perguruan tinggi... hm.. masih g yakin tapi... tapi semoga bener...

Next, ga jauh dari tugu ada satu satunya lapangan yang dipunya fakultas... namanya Lapangan SATUB. Kenapa namanya gitu? Karena itu dulu awalnya yang bangun bareng2 sama alumni MAPALA nya teknik... namanya SATU Bumi = Solidaritas Teknik Untuk Bumi... so, jadilah namanya begitu... Udah beberapa kali di renovasi memang, dan sekarang alhamdulillah jadi semakin bagus... Fungsinya? pokoknya karena ini satu satunya lapangan yang "resmi" jadi ya.. lapangan multi fungsi.. haha... Dari sekedar main basket, bola, bulu tangkis, panjat tebing, dan sebagainya. Eh oya, sejak tahun ini tiap hari minggu jam 6 pagi ada senam aerobik rutin dari fakultas. Dulunya senam cuma buat pengurus fakultas aja, dan tempatnya bukan disini. Cuma karena udah direnov akhirnya sekarang dipindah ke sini dan terbuka buat umum.

Nah kalo yang ini sebenernya Kantor Pusat Fakultas, tempat tinggal (?) sang dekan beserta pengurus pengurus fakultas dan lainnya. Intinya buat urusan2 sama fakultas. But karena arsitekturnya anak UGM juga, bagian bawah dari gedung dibuat jadi plaza yang terbuka. Jadi kita mahasiswa bebas berkegiatan mulai dari sekedar duduk - duduk, rapat, ngerjain tugas, ngadain acara, bahkan sampe latihan Judo juga lho... Inilah salah satu spot yang paling oke dan paling rame buat ngapa-ngapain.. kecuali buat tidur kali yak? padahal kalo lagi ada angin.. wuuh.. rasanya pengen langsung tidur. hahaha. Eh ini rahasia ya, denger denger sih yang desain gedung ini sudah mempertimbangkan bakal kuat nahan gempa loh... jadi ga usah khawatir kalo tiba2 ada gempa lagi... wallahu a'lam sih... tapi berdoa aja semoga emang bener :D

Err... ga banyak yang saya tahu, soalnya termasuk mahasiswa yang jarang ke perpus :P hehe... yang jelas baru, baru tahun ini perpustakaan selesai di renovasi. Dengan fasilitas yang lebih up-date, sekaligus ruangannya jadi lebih nyaman. Cuma ya.. masalahnya satu sih. Yang danain renov perpus itu Djarum Foundation. Anak anak BEM juga sempet bersikap, bisa bisanya ada 'company' rokok yang masuk kampus. Hm... tapi sudah ada tanggapan positif bahkan sampe universitas. tapi ya... masih kecewa aja, logo djarum foundation masih ada di depan pintu masuk perpus..


Biarpun gak terlalu jadi spot pilihan buat ngumpul ngumpul karena kalo terik jadi kepanasan, dan kalo ujan habislah sudah... tapi taman ini juga sering dipake buat kegiatan kegiatan yang butuh tempat terbuka. Asik sih sebenernya... bikin ngumpul2 gitu, di tengah, dikelilingi pepohonan.. haha... eh, biasanya juga dipake buat latihan thifan lho... saya dan beberapa temen temen fakultas biasanya latihan di malam hari, diatas jam 8 sampe jam 10.

Hmm... salah satu "pit stop" buat seluruh civitas akademika fakultas. Terhitung baru sih memang... sejak 2009 baru ada. Sebenernya sih desainnya oke, ada taneman2 gitu, terbuka juga, makannannya juga enak enak. But untuk ukuran mahasiswa, masih terhitung rada mahal, dan agak menyesal dengan desain atapnya, yang justru kalo hujan, bocor di mana mana. Dipinggir kena ujan, di tengah bocor.. lengkap sudah. :( padahal yang desain anak arsi UGM juga. Nah kantin ini memang buka dari jam 8 - jam 4. Tapi setelah itu ada pak kadi sang penjual angkringan fakultas teknik yang siap melayani mahasiswa mahasiswa yang masih kelaperan sampe malem. Dulu sih tempatnya pak kadi ga disini tapi di deket jurusan teknik sipil, dan semenjak ada penertiban PKL dari rektorat, akhirnya pak kadi g boleh jualan di kampus lagi. Cuma akhirnya dari dept. Advokasi BEM sama KMTS (HMJ teknik Sipil) sama sama meng-advokasi pak kadi supaya tetep bisa jualan di sini. Dan alhamdulillah fakultas membolehkan pak kadi berjualan tapi dibatasi jamnya.

Nah, ini... Mushola Teknologi, tempat dimana civitas akademika teknik ugm beristirahat di sela sela kesibukannya. Alhamdulillah semakin kesini semakin bagus pengelolaannya. Mulai dari kebersihan, sampai keindahan taman di sekitarnya. Nah kalo disini baru bisa deh tidur - tiduran, karena tempatnya bisa sedikit tertutup, baik yang di lantai 1 maupun lantai 2, dan tetep sejuk dengan angin + hijaunya tanaman tanaman di sekitar mustek. Selain itu acara acara dari Keluarga Muslim Teknik juga sering diadain disini. Alhamdulillah juga adzan 5 waktu masih bisa selalu berkumandang dari mustek, karena biasanya anak2 yang nginep di kampus inget sholat, eh maksudnya karena ada yang nginep jadi subuh pun ada yang sholat disini.

Akhirnya sampe juga di 'rumah aktipis mahasiswa'. Sekretariat KMFT UGM. Mulai dari BEM sampe BSO KMFT UGM tempatnya disini. Kecuali buat BSO kerohaniaan (Keluarga muslim teknik, sekrenya deket mustek). Di bagian atas ada 2 bangunan terpisah. Yang didepan sekre BEM nya, yang rada kedalem itu MPM. Nah kalo di jalan ke bawah itu ada sekre 3 BSO. LPKTA (Lembaga Penelitian dan Kajian Teknik Aplikatif) FIAGRA (Club Film Anak Grafika) [plis jangan mikir macem macem ya...], dan yang terakhir SATUB. Buat saya sih sekre BEM itu jadi tempat paling enak buat ngapa-ngapain, mulai dari sekedar ngobrol, ngerjain tugas, sampe tidur siang, bahkan sampe tidur malem juga. Biarpun udah lumayan berumur di kampus, tapi tetep bisa deket sama angkatan yang lebih muda. Ya... begitulah BEM teknik... karena kita KELUARGA... FYI ini salah satu tempat yang selalu 'On' 24 jam... err.. mungkin kecuali jam 7-9 pagi karena biasanya pada kuliah pagi, or yang pada nginep waktunya pulang sebelum kuliah siangnya :D

Ohnya, satu lagi terakhir, ini yang kadang bikin anak teknik ngedumel, yang bikin musti buru buru pulang kalo udah jam 10 malem.... Gerbang teknik (asal namain :p). Sedetik saja anda terlambat keluar, maka siap siap anda akan terjebak di kampus sampe pagi. hohoho... 
Tapi tenang aja, bapak2 SKK kampus baik kok, selalu diingetin kalo udah malem. Tapi biasa juga sih anak teknik ngelembur sampe malem, ga pulang. Tidur juga paling di sekre, entah di bem, jurusan, dimana kek, mandi juga di kampus juga (beberapa kamar mandi di sini termasuk yang 'layak' untuk mandi), bahkan bisa jadi kosan cuma buat naro barang, selebih itu hidupnya di kampus.. hahaha... (dasar anak teknik...)

Masih banyak sih sebenernya spot yang belum sempat terrekam, coba deh, kapan kapan dibikin tulisan penjelajahan di masing masing jurusan, kan ini baru nyeritain fakultas aja... hehe... 

Kamis, 10 Mei 2012

Why Agatha Christie? Why Hercule Poirot?



          Saya rasa, bagi kita yang sering membaca buku sudah tidak asing lagi dengan nama ini. Ya, Agatha Christie... atau sering dijuluki sebagai "Queen of Crime", salah seorang novelis zaman pasca perang dunia pertama yang telah menuliskan begitu banyak novel bertema kriminalitas dan pembunuhan dengan beberapa tokoh detektif yang diciptakan olehnya seperti Poirot, Miss Marple, Tommy and Tuppence, Parker Pyne... dan lainnya.
          Wanita ini telah membuat dunia takjub dengan novel novel yang ditulisnya, dengan penggambaran tiap cerita yang dibuatnya, karakter karakter yang diciptakannya, sehingga layaklah ia jika disandingkan dengan salah seorang novelis detektif ternama, Sir Arthur Ignatius Conan Doyle, pengarang Sherlock Holmes.


          Salah satu tokoh ciptaannya yang sangat menarik perhatian saya adalah Hercule Poirot. Seorang detektif asal belgia yang setelah masa perang menghabiskan waktunya di inggris untuk menjadi detektif konsultan. Ia mudah dikenali dari perawakannya yang kecil, kepalanya yang berbentuk telur, kumisnya yang tertata rapi, kebiasaan dandannya yang necis, obsesinya akan kerapian dan keteraturan. Ia akan sangat merasa terganggu jika bola mata hijaunya menemukan ketidakteraturan bahkan sekecil kecilnya. Hanya satu kekurangannya yaitu ia penderita mabuk laut yang membuatnya mengabaikan/kehilangan segala hal tentang keteraturan yang menjadi prinsipnya.
          Saya sering membandingkan antara Hercule Poirot dan Sherlock Holmes, yang boleh saya bilang keduanya merupakan 'karakter terbaik' yang diciptakan oleh masing masing. Keduanya memang sengaja diciptakan sebagai detektif terbaik yang mampu menyelesaikan kasus kasus tersulit yang bahkan tidak pernah terbayangkan akan bisa terselesaikan. Dengan kemampuan analisis masing masing yang khas, mereka bisa mengejutkan setiap mata yang membaca kisah kisah penyelesaian kasus mereka. 
          Jika boleh saya bilang, Agatha Christie dan Sir Arthur Conan Doyle saling 'bertarung' dengan kedua karakter ini. Sangat terlihat dari metode penyelesaian kasus dari masing masing karakter yang saling bertentangan. Poirot lebih menekankan pada 'penggunaan sel sel kelabu', logika dan psikologi kasus yang harus cocok dengan semua fakta yang ditemukan, sementara Holmes lebih menekankan pada penyelidikan detail seperti jejak kaki, sidik jari, forensik dan penyamaran untuk memperoleh informasi. Metode Holmes dikatakan 'kuno' oleh Poirot sebab untuk apa seorang detektif berlelah-lelah mencari/mengendus seperti anjing pencari sementara ia memiliki 'sel - sel kelabu' yang mampu digunakan untuk menyusun semua fakta yang ditemukan menjadi sebuah pemecahan masalah.
          Metode yang digunakan oleh Poirot ini yang membuat saya sangat tertarik sekaligus beberapa kali mengejutkan saya. Bagaimana tirai tirai misteri dari sebuah kejadian bisa diungkap hanya dengan kemampuan merangkai fakta dalam 'sel sel kelabu' itu dan dengan cara yang sama sekali tidak pernah dibayangkan oleh siapapun. Keunikan dan kemampuan yang berbeda ini yang membuat saya sangat senang membaca tiap tiap kasus yang diselesaikan olehnya. Sering bahkan saya mencoba dengan keras berfikir, menebak kelanjutan cerita dengan metode yang serupa, namun tak jarang hasil analisis yang saya lakukan tidak tepat atau masih kurang memiliki dasar yang menguatkan. Namun itulah yang membuat saya menikmatinya.
          Entah mengapa, beberapa kali saya merasa 'bisa' menjadi seorang Hercule Poirot, menyelesaikan masalah dengan metode yang ia lakukan. Ini memang hanya obsesi pribadi yang terkesan 'aneh dan tidak biasa', namun saya yakin beberapa hal yang saya temukan disini bisa menginspirasi diri saya dan ada manfaat yang bisa saya ambil. Bagaimanapun saya akan terus berusaha untuk mengkoleksi semua novel dengan Hercule Poirot sebagai karakter detektifnya.


List cerita Hercule Poirot yang saya dapat dari http://agathachristie.com
*Sudah saya baca