Find free hosting & domain provider
Found out it's not fully free......... ABORT
Find another provider
Found out, the domain isn't free......... ABORT
Find one more time
It's fully free......... Continue
It's suitable for personal web......... Continue
Signup.........Done
\\*----- Congratulations You Now Have Your Own Website -----*// *insert sfx here
Configuring the new site......... Confused
Find new content idea......... Not found
Redirect new domain to old blog......... DONE
Write this post in old blog......... DONE
Sleep...
Ilmu, Inspirasi, Berbagi, Bermanfaat
Senin, 19 Maret 2018
Sabtu, 25 Februari 2017
Mencoba Meraup Rupiah dari MMORPG
Ragnarok Online Indonesia by Gravindo, 2017 |
Massively multiplayer online role-playing game (MMORPG) adalah salah satu kategori game dengan pemain yang sangat banyak. Dengan banyaknya pemain serta terdapatnya konten - konten yang sifatnya terbatas / langka membuat sebagian pemain mencoba menjual / membeli konten tersebut tidak hanya sebatas transaksi di dalam game saja. Real money trading (RMT) menjadi pilihan disaat seorang pemain menginginkan konten tersebut secara cepat, tanpa perlu mengeluarkan 'uang' di dalam game. Penyedia jasa layanan game online memiliki aturan tersendiri terkait RMT ini. Ada yang dengan tegas melarang, ada yang secara terbuka membolehkan, ada pula yang tidak memberi aturan secara khusus. Akhirnya RMT ini sendiri dikembalikan pada sang penjual dan pembeli apakah mereka ingin melakukannya dengan segala resiko yang mungkin terjadi.
Selasa, 21 Februari 2017
Revival
Dari 2012 ke 2017...
Setelah sekian lama blog ini nonaktif, mulai saat ini akan coba dihidupkan kembali, coba dimanfaatkan kembai paling tidak untuk sekedar menulis unek-unek yang sempat berkecamuk di pikiran sebagai sarana untuk menghidupkan "sel - sel kelabu" 「久しぶりですね、そのセリフは。」
Not so much to be called a true revival, but at least this is a proof that the person who own this blog is still alive and able to write something. Maybe in a few post ahead not so much focused in some topic, still random as before, but i try to make it more organized... well, let's see...
Blog ini juga nantinya akan coba digunakan sebagai salah satu sarana peningkatan kemampuan bahasa, terutama bahasa asing (English & 日本語), jadi komentar untuk perbaikan dalam hal tata bahasa, kosakata, maupun lainnya sangat diharapkan dan saya akan sangat berterimakasih.
今回はここまでです。
また、次のポストを待ってください。
Setelah sekian lama blog ini nonaktif, mulai saat ini akan coba dihidupkan kembali, coba dimanfaatkan kembai paling tidak untuk sekedar menulis unek-unek yang sempat berkecamuk di pikiran sebagai sarana untuk menghidupkan "sel - sel kelabu" 「久しぶりですね、そのセリフは。」
Not so much to be called a true revival, but at least this is a proof that the person who own this blog is still alive and able to write something. Maybe in a few post ahead not so much focused in some topic, still random as before, but i try to make it more organized... well, let's see...
Blog ini juga nantinya akan coba digunakan sebagai salah satu sarana peningkatan kemampuan bahasa, terutama bahasa asing (English & 日本語), jadi komentar untuk perbaikan dalam hal tata bahasa, kosakata, maupun lainnya sangat diharapkan dan saya akan sangat berterimakasih.
今回はここまでです。
また、次のポストを待ってください。
Rabu, 05 Desember 2012
Korban?
Ide jail tiba tiba muncul saat perjalanan dari fakultas ke gelanggang UGM, persis pas lewat depan RSUP dr. Sardjito. Ini tentang seorang pemimpin.
"Pemimpin itu terkorban, sementara dipimpin itu berkorban"
Well... maksudnya apa? Sempat beberapa menit asyik dengan imajinasi sendiri, bermain main dengan sel - sel kelabu yang dianugerahkanNYA. Apa bedanya ter- dan ber-...? apa maksudnya pemimpin itu selalu dapet ga enaknya? atau selalu 'sial'?... haha.. bukan kok :)
Dari pendapat pribadi maksud dari terkorban itu pasti... harus, wajib, kudu.... Jadi pemimpin itu mau gak mau, dan pasti karena itu wajib... dia akan berkorban atas apa yang ia pimpin. Contoh kecil aja, pemimpin itu pasti dan harus memikirkan seluruh hal yang dia pimpin toh? ya namanya aja pemimpin... harus tau segalanya (kaya'nya berlebihan) tentang apa yang dia pimpin. Karenaaaa...... yak, saya yakin sudah tahu jawabannya... karena Pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang ia pimpin... So kalau ada sedikit saja hal yang "kurang benar" terjadi, maka sang pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban oleh 'Pihak Yang Berwenang'.
Nah, maksud dari dipimpin itu berkorban... yaa.... dipimpin itu juga pasti ada pengorbanan. Yakin kan setiap hal yang dilakukan itu pasti ada pengorbanan yang dilakukan? nah begitupun ini, sekalipun bukan pada posisi yang memimpin, tetap ada hal yang dikorbankan dari si terpimpin ini. Bedanya... nah akhirnya ketemu kan bedanya apa?... bedanya untuk hal ini dia tidak mengikat. Kalau pemimpin itu pasti... wajib, fardhu 'ain... kalau dipimpin itu tidak mengikat... (fardhu kifayah atau sunnah muakkadah ya? :P ). Beban pengorbanan itu ada tapi tidak harus dipikul, dia tidak hilang tapi tidak terikat... ya begitulah
Agak aneh memang kenapa tiba tiba mikir beginian... toh juga jadinya gak jelas kan apa yang dipikirin? (setelah baca ulang 2 alenia diatas) tapi ya setidaknya cukup senang karena bisa bermain main lagi dengan sel - sel kelabu serta mengupayakan cahaya dalam diri... yang akhirnya jadi bisa bikin tulisan :D
Senin, 22 Oktober 2012
Singularitas
Sekali waktu, sikap dan kebiasaan diri berubah. Seperti tidak menjadi diri sendiri...Seperti tertarik oleh kekuatan yang tidak bisa dilawan. Terjebak dalam suatu kondisi yang sulit dipahami. Semua terjadi begitu saja, tanpa tahu apa, siapa, mengapa, bagaimana, kapan dan dimana... Tidak jelas...
Dan itu terjadi...
Sekali waktu, beberapa hal berjalan tidak seperti yang direncanakan dan dibayangkan...
Dan itu terjadi...
Sekali waktu, orang disekitarmu tiba tiba berbeda. Entah apa itu namun berbeda ...Dan itu terjadi...
Kamis, 23 Agustus 2012
Belajar dari Seorang Takmir Masjid
Ketika melewati masjid itu hanya terlihat ramai lampu meneranginya, selebihnya hening sepi yang menyapa. Disebelah selatannya terdapat kebun yang sangat lebat dan diketahui belakangan kalau banyak sekali monyet yang berada disana. Disisi utara beberapa rumah berjejer menemani dengan aktifitas pemiliknya pada pagi dan sore hari. Masjid Nurul Jannah namanya. Masjid 'utama' di desa Burong Mandi, kecamatan Damar, kabupaten Belitung Timur, provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Suasana hening itu pecah manakala bedug ditabuh, adzan dikumandangkan, dan sholat ditunaikan. Jika menengok ke dalam masjid, akan didapati sang pemecah kesunyian sedang duduk berdzikir kepada Tuhannya. Selepas itu beliau menyempatkan diri untuk sekedar menjaga kebersihan dan kerapihan masjid, setelah itu beliau kembali pulang ke rumah yang tak jauh dari situ.
Pak Ridwan, begitu kami memanggilnya. Salah satu pengurus masjid yang paling sering kami temui selama kami KKN di desa itu. Belakangan juga diketahui beliau merupakan muazin masjid ini, dan satu satunya warga desa yang selalu di masjid tiap waktu sholat wajib. Hanya di waktu sholat jum'at, dan Isya di bulan Ramadhan saja kami temui masjid ini didatangi ramai oleh warga lain. Selebihnya hanya beberapa kali kami menemui mereka dan juga pendatang yang sempat mampir ada di masjid, namun yang paling sering kami temui dan menjadi imam sholat kami adalah pak Ridwan ini.
Sejauh pengetahuan saya pak Ridwan tidak berbeda seperti warga rata rata di desa ini. Beliau punya kebun dan sehari hari beraktifitas disana. Dilain sisi beliau adalah ayah dari bang Cori, guru di SDN 4 Damar, ketua karang taruna dan ketua sanggar tari desa yang tiap siang menjelang sore selalu ada aktifitas latihan tari bagi anak anak di desa.
Dengan kondisi yang tidak jauh berbeda dengan warga lainnya, lantas apa yang membuat beliau menjadi orang paling konsisten untuk mengumandangkan adzan, menjadi imam, dan bahkan beberapa kali kami menemui beliau sholat SENDIRIAN?
Tak pantas kami berprasangka apapun terhadap warga yang tidak pernah hadir menemani pak Ridwan. Tak pantas pula kami menyalahkan siapapun dari kondisi masjid yang sepi jama'ah ini. Kami hanya pendatang, kami hanya anak ingusan yang baru sedikit sekali tahu tentang desa dan masyarakatnya. Semampu kami, kami mencoba untuk ikut menghidupkan masjid ini dengan minimal 5 sholat wajib kami lakukan disini. Sebisa kami, kami mencoba untuk membersamai beberapa aktifitas di masjid dan tetap menjaga agar tidak malah menyusahkan.
Kami hanya sanggup menampilkan rasa kagum pada beliau. Teriknya siang maupun gelapnya malam tak membuat beliau urung untuk datang ke masjid. Bagaimanapun kondisi hari itu, sejauh pendengaran kami suara adzan selalu bisa kami dengar 5 kali sehari. Kondisi masjid juga terjaga kebersihannya tiap kali kami melihatnya. Serta di tiap jumat, sejak subuh karpet sudah tergelar rapih dan siap menyambut jamaah sholat jumat.
Ya Allah... disaat kami bermalas malas di atas kasur tiap subuh, beliau sudah melangkahkan kakinya ke rumah-Mu dan berseru "ash shalatu khairum minannaum"...
Ya Allah... disaat kami masih berani menunda bahkan mengakhirkan waktu, beliau selalu bertakbir pada-Mu di awal waktu...
Ya Allah... disaat kami bisa mendapati jamaah dalam tiap rukuk, beliau rindu akan hadirnya makmum dibelakangnya tiap hari...
Ya Rabb Yang Maha Penyayang... Tabahkan dan Tegarkan hati beliau agar mampu menjaga konsistensi dalam mengemban amanah di rumah-Mu.
Ya Rabb Yang Maha Perkasa... Kuatkan gerak langkah beliau agar mampu selalu menjaga & memakmurkan rumah-Mu.
Ya Rabb Yang Maha Pemurah... Lancarkan lisan beliau agar tetap mampu mengumandangkan panggilan-Mu dan mengajak untuk bersama memakmurkan rumah-Mu.
Aamiin...
Suasana hening itu pecah manakala bedug ditabuh, adzan dikumandangkan, dan sholat ditunaikan. Jika menengok ke dalam masjid, akan didapati sang pemecah kesunyian sedang duduk berdzikir kepada Tuhannya. Selepas itu beliau menyempatkan diri untuk sekedar menjaga kebersihan dan kerapihan masjid, setelah itu beliau kembali pulang ke rumah yang tak jauh dari situ.
Pak Ridwan, begitu kami memanggilnya. Salah satu pengurus masjid yang paling sering kami temui selama kami KKN di desa itu. Belakangan juga diketahui beliau merupakan muazin masjid ini, dan satu satunya warga desa yang selalu di masjid tiap waktu sholat wajib. Hanya di waktu sholat jum'at, dan Isya di bulan Ramadhan saja kami temui masjid ini didatangi ramai oleh warga lain. Selebihnya hanya beberapa kali kami menemui mereka dan juga pendatang yang sempat mampir ada di masjid, namun yang paling sering kami temui dan menjadi imam sholat kami adalah pak Ridwan ini.
Sejauh pengetahuan saya pak Ridwan tidak berbeda seperti warga rata rata di desa ini. Beliau punya kebun dan sehari hari beraktifitas disana. Dilain sisi beliau adalah ayah dari bang Cori, guru di SDN 4 Damar, ketua karang taruna dan ketua sanggar tari desa yang tiap siang menjelang sore selalu ada aktifitas latihan tari bagi anak anak di desa.
Dengan kondisi yang tidak jauh berbeda dengan warga lainnya, lantas apa yang membuat beliau menjadi orang paling konsisten untuk mengumandangkan adzan, menjadi imam, dan bahkan beberapa kali kami menemui beliau sholat SENDIRIAN?
Tak pantas kami berprasangka apapun terhadap warga yang tidak pernah hadir menemani pak Ridwan. Tak pantas pula kami menyalahkan siapapun dari kondisi masjid yang sepi jama'ah ini. Kami hanya pendatang, kami hanya anak ingusan yang baru sedikit sekali tahu tentang desa dan masyarakatnya. Semampu kami, kami mencoba untuk ikut menghidupkan masjid ini dengan minimal 5 sholat wajib kami lakukan disini. Sebisa kami, kami mencoba untuk membersamai beberapa aktifitas di masjid dan tetap menjaga agar tidak malah menyusahkan.
Kami hanya sanggup menampilkan rasa kagum pada beliau. Teriknya siang maupun gelapnya malam tak membuat beliau urung untuk datang ke masjid. Bagaimanapun kondisi hari itu, sejauh pendengaran kami suara adzan selalu bisa kami dengar 5 kali sehari. Kondisi masjid juga terjaga kebersihannya tiap kali kami melihatnya. Serta di tiap jumat, sejak subuh karpet sudah tergelar rapih dan siap menyambut jamaah sholat jumat.
Ya Allah... disaat kami bermalas malas di atas kasur tiap subuh, beliau sudah melangkahkan kakinya ke rumah-Mu dan berseru "ash shalatu khairum minannaum"...
Ya Allah... disaat kami masih berani menunda bahkan mengakhirkan waktu, beliau selalu bertakbir pada-Mu di awal waktu...
Ya Allah... disaat kami bisa mendapati jamaah dalam tiap rukuk, beliau rindu akan hadirnya makmum dibelakangnya tiap hari...
Ya Rabb Yang Maha Penyayang... Tabahkan dan Tegarkan hati beliau agar mampu menjaga konsistensi dalam mengemban amanah di rumah-Mu.
Ya Rabb Yang Maha Perkasa... Kuatkan gerak langkah beliau agar mampu selalu menjaga & memakmurkan rumah-Mu.
Ya Rabb Yang Maha Pemurah... Lancarkan lisan beliau agar tetap mampu mengumandangkan panggilan-Mu dan mengajak untuk bersama memakmurkan rumah-Mu.
Aamiin...
Senin, 20 Agustus 2012
Apaan sih... CinLok...!?!
Sempet baca tulisan teman yang judulnya Jangan Bawa Hati langsung inget baru aja saya pulang dari Kuliah Kerja Nyata (KKN) di negeri laskar pelangi Belitung Timur. Mahasiswa yang tau cerita KKN pasti mau gak mau akan tau ada 1 cerita khas KKN yaitu CinLok. Nah tulisan itu agaknya cocok dengan cerita KKN manapun termasuk tim saya. Makanya di tulisan ini saya ingin memperkaya perspektif pemikiran dari seorang ikhwan (penulis itu akhwat), sekaligus berbagi hikmah dari pengalaman di tim saya yang cukup heterogen ini.
Udah pada tau lah kalo kita ada di kegiatan, intensitas interaksi antar kita yang ada disitu sebanding sama lama waktunya. Nah Ini terjadi juga di tim KKN saya selama lebih kurang 5 minggu ini. Antar cowo maupun cewe, atau antar keduanya. Antar kita sendiri atau dengan masyarakat desa.
Interaksi ini ditambah juga kondisi 'hidup bersama' maka ada something dalam hati yang akhirnya terfasilitasi untuk tumbuh. Tapi apa-iya kita bisa mengendalikan yang tumbuh itu dan ke arah mana itu tumbuh? Gak mungkin kan? So gak perlu saya jelasin gimana interaksi itu akhirnya berujung CinLok, dan lagi gak pada tempatnya saya sok ngajari mengelola hati. Cuma ada beberapa yang mau saya bagi dari pengalaman, hanya untuk sekedar 'gimana sih sikap kita kalo kondisinya gitu'?
Satu, Kontrol Interaksi, bahasa mudahnya Seperlunya. Seperlunya aja ketemu, seperlunya aja bantuin, seperlunya kalo ngobrol ama becanda, seperlunya kalo makan, seperlunya kalo tidur #lho :P... Buat kami yang lokasi pondokan cowo & cewe kepisah dan lumayan jauh, masalah ketemu gampang diatasi. Ya kalo ga penting ga usah sering2 cowo ke tempat cewe, sebaliknya juga sama, terus ga usah sampe malem banget kalo ketemuan. Ngebantu juga terkontrol aja. Jangan kita lebih ga-enak atau sampe ga-bisa kalo si someone itu ga kita tolongin, bisa2 malah keliatan kita kaya lagi dimanfaatin buat disuruh-suruh. Ngobrol ama becanda juga biasa aja ga perlu berlebihan apalagi sampe yang aneh aneh, lempar sendok, gebuk2an pake kayu... ya yang wajar aja lah.
Dua, Jaga Jarak. Ini maksudnya rada mirip kalo kita berkendara terus musti ada jarak aman antar kendaraan. Intinya menghindari ada kontak fisik yang gak perlu misalnya tonjok2an (ekstrim +___+a). Kalo pergi jauh naik mobil ya diatur tempat duduknya tapi tetep terjaga nyaman, kalo ada acara ya diatur supaya ga terlalu 'nyampur'. Selain itu juga bisa menjaga pandangan dari... hal... yang gak perlu. Cuma ya ga perlu jauh2 kalo mau ngobrol. Malah ntar jadinya saling teriak2 dan dikira ada gangguan kejiwaan kalo sampe begitu.
Bibit2 CinLok biasanya tumbuh akibat interaksi dan sewaktu tumbuh semakin memaksa untuk berinteraksi lebih sering dan lebih lama. Jadi salah satu solusi jitu adalah dengan mengelola sikap. Terkhusus pesan2 diatas ini untuk kita kaum lelaki yang lebih mudah untuk mengendalikan Sikap dan Perilaku yang tampak, tapi sebenarnya sih juga berlaku untuk perempuan. Menurut saya untuk hal2 begini cowo biasanya bisa lebih tega, kalo cewe biasanya masih sekedar karena malu.
Mengelola hati emang susah, hanya dengan pertolongan Allah yang jiwa ini ada dalam genggamannya kita bisa melakukannya. Hanya DIA yang berkuasa untuk membolak - balik hati. Namun dengan beberapa sikap yang kita lakukan, setidaknya bisa membantu mengontrol diri supaya gak terikut 'kemauan' yang belum pasti ada kebaikan bagi kita.
Langganan:
Postingan (Atom)