Laman

Kamis, 28 Januari 2010

Aksi dan Demonstrasi

Bukannya membalas seseorang yang sudah mengisi blognya duluan dan bukannya juga mengingatkan seseorang untuk segera mengisi kembali blognya, tapi karena pikiran pikiran di kepala sudah ingin dituliskan, sudah ingin untuk diabadikan, agar tidak terlupakan di kemudian hari.

Hari ini, mungkin sudah kesekian kalinya gw ikut aksi, tapi entah kenapa hari ini berbeda, apa mungkin hari sebelumnya, sempet ikut briefing teknis lapangan yang biasanya gak gw ikutin, atau memang ada sesuatu hal yang lain yang membuat gw merasa berbeda. Jujur emang waktu briefing TekLap kemaren gw baru tersadar (selama ini sih cuma tau doang, belum sadar) kalo selama ini aksi demonstrasi, bukan satu satunya jalan untuk "menyampaikan" tuntutan, bisa dengan tulisan, perbuatan, dan segala macamnya.

Nah pun juga dengan sebisa mungkin apa yang kita tuntut itu terus kita perjuangkan, gak cuma pas demo doang kita ngomong tolak ini, tolak itu, harus gini, harus gitu, ini salah, itu salah, ini benar, itu benar, tapi setelah kita demo, kita harus tetap menyuarakan itu, minimal dalam hati kita supaya pertama, ada rasa tanggung jawab dalam diri kita karena kita sudah mengucapkan "TUNTUTAN" itu, kedua supaya kita jadi mau untuk bergerak, mau untuk bertindak demi terwujudnya "TUNTUTAN" itu, dan ketiga, supaya orang orang di sekitar kita yang tidak sempat ikut demo maupun tidak tahu sama sekali, menjadi tahu dan "tertular" dengan kita agar bisa bersama sama memperjuangkan "TUNTUTAN" itu.

Misalnya aja, kita demo masalah korupsi yang ada di pemerintahan supaya diusut tuntas dan bangsa ini dibebaskan dari para koruptor koruptor, pokoknya menentang abis yang namanya KORUPSI, mati matian kita menyuarakannya saat demo, tapi setelah itu, dalam kehidupan sehari hari, masih aja kita melakukan korupsi kecil2an, nyontek lah, titip absen lah, bolos lah, nilep lah, pokoknya macem macem. Kalo sampe kaya gitu, udah mending lu MATI AJA...!!! Konsisten bro, Integritas dijaga...!!! Harusnya minimal setelah demo kita tidak akan pernah sekalipun melakukan bahkan mencoba untuk melakukan tindakan2 korupsi yang kita tentang itu. Minimal diri sendiri dulu deh. Nah kalo udah bisa menjaga, baru dah tularin pemikiran2mu yang amat benci sama korupsi itu ke temen2 di sekitarmu, buat mereka mengerti dan sepaham dengan dirimu, tapi kalo dari mereka masih ada yang bandel juga ya... EGP... itu sih DESI, Derita Situ... (atau DEDI, Derita Dia...?), nah langkah selanjutnya adalah memberantas korupsi korupsi tingkat kecli, misalnya lu tau temenlu nyontek atau titip absen, langsung aja laporin ke dosen, atau gimana kek caranya, pokoknya orang lain (yang bertanggung jawab akan hal ini) tau lah, atau malah kalo mau lebih ekstrim, tanda tangan temen lu yang Titip Absen itu lu coret aja biar pas di rekap absen dia tetep diitung gak masuk. GAMPANG TOOH...!?!

Nah di atas ini cuma contoh doang, masih banyak

4 komentar:

  1. bingung mau ngasih komen, tulisan komennya ga ketemu, ternyata bahasa jepang, wew.

    buat aku, demonstrasi itu pengingat.
    pengingat buat pemerintah yang belom bener ngurus rakyatnya, buat DPR yang fungsinya sebagai penyalur aspirasi rakyat tidak dilaksanakan, buat masyarakat yang nonton demo di jalan, dan buat diri sendiri bahwa yang kita lakukan masih belum berefek apa-apa.

    BalasHapus
  2. ya.. biasa lah mb... suka aneh.... hehehe.....

    emang sih, dari segala AKSI yang biasa dilakukan oleh aktifis (nulis, sosialisasi, demo, dll lah) cuma itu yang biasanya paling banyak dapet sorotan dari berbagai pihak. Ya sebagai aktifis, pastinya pengen kan apa2 tuntutan (apa yang mereka inginkan) bisa tersampaikan, dan direalisasikan. Makanya kenapa di indonesia ini demo masih menjadi pilihan untuk menyampaikan aspirasi...

    BalasHapus
  3. waduh waduh anak ini ternyata lama2 hehehehe
    makin hebat aja nie...semangat^^

    BalasHapus