Laman

Jumat, 18 Maret 2011

Aku, Mereka, dan Dia [Part II – 2009_Gasal_Boy’s Part]

Pari yang pertama ku kenal. Dengan gaya khas anak muda kelahiran Jakarta, aku tak merasa aneh dengan tingkah lakunya karena teman teman SMA ku juga tidak sedikit yang seperti dia. Maklum, Lampung dan Jakarta tidak jauh jaraknya. R. Parikesit Abdi Negara nama lengkapnya. R itu didapatkan dari keraton banten [insya allah benar, kalo salah benerin ya par…], sedangkan kalau aku mendapatkannya dari keraton Ngayogyakartahadinigtat, kebetulan yang tidak biasa menurutku, 2 orang dengan “gelar” yang sama, bisa kenal dekat, walaupun backgroundnya berbeda. Ya… dengan kegilaan yang sering ditunjukkan di luar, namun memiliki idealisme yang kuat didalam, merupakan pribadi yang kuat, teguh dan tidak mudah digoyahkan menurutku.

Kemudian aku kenal Anton dari kepanitiaan yang kami ikuti. Memang karena aku tidak terlalu aktif jadi kami jarang bertemu awalnya, tapi ketika pembubaran panitia kami berdua yang dipercaya mengurusinya. Jadilah aku makin kenal dengan sosok seorang Anton Wisnutoro [Bukannya Anton Wisnubroto ataupun Indra Wisnutoro lho…], lelaki asal Bekasi ini salah satu orang yang unik menurutku. Ada saja kelucuan kelucuan yang terkadang membuat kami tertawa, bahkan sampai sampai kebablasan dan “mem-bully-nya”. Namun dibalik itu semua kemampuan intrapersonalnya diatas rata rata, mudah bergaul dengan orang lain dengan gaya sok kenalnya, dan yang mungkin sulit terlihat darinya adalah, kepercayaan dirinya yang tinggi.

Next, aku mulai mengenal dengan mereka mereka yang wanita. Biarpun awalnya hanya sekedar kenal nama, namun akhirnya bisa juga dekat dengan mereka. Itu tak lepas dari kk ku yang membuat aku merasa nyaman dengan mereka.Ya, aku mengenal mereka dari kk ku yang sering bersama mereka. Entah kapan The Six Ladies ini bisa sedekat itu, bahkan kadang aku menganggap mereka itu “Satu Paket”, karena sering sekali kemana-mana selalu ber 6, dan kalau ada salah satu atau salah dua yang diajak entah kemana pasti yang lainnya juga ikutan.

Lanjut, Bai dulu memang jarang melihatnya karena dia lebih menyibukan diri di jurusan, namun kepanitiaan ospek fakultas yang membuatku dekat dengan dia, karena kami sama sama berada di seksi kepemanduan. Ahmad Baihaqqi, asli Balikpapan, orangnya cenderung cuek sama apa yang dia tidak kenal & tidak mau tahu. Awalnya sikap ini yang membuatku agak canggung dengannya, tapi karena sering sekali ketemu dan ngobrol apalagi kalau udah ngomongin tugas kepemanduan, makin lama jadi makin tahu siapa bai itu. Rada stress juga orangnya, tapi yang aku salut dengannya adalah keinginan kuatnya untuk back home ke Balikpapan selepas kuliah ini. Mendedikasikan dirinya di kota tanah kelahirannya.


3 komentar:

  1. coz everybody's changing and I don't feel the same...
    haha, semua orang berubah, tapi semoga saja di jauh hari kedepan saat kita semua terpisah, kita masih bisa menyebut 'kita' sebagai teman. :)

    BalasHapus
  2. karena kita yakin perubahan dalam diri kita akan membawa kita ke jalan yang lebih baik, membuat kita semakin dekat dengan-NYA... Amin...

    BalasHapus
  3. nyimak lagi *ketawa*
    ahahahha...
    woohh kamu tuh R.nya dari keraton jogja yaa?
    katu keluarga keturunan gitu lang?
    weitsssss...

    asseeekkkk,,, :pp

    BalasHapus